Wednesday, May 27, 2009

Kisah Ghulam

Dari Shuhaib Ar-Rumi radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada seorang raja pada zaman sebelum kalian. Ia memiliki seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir itu telah tua, ia berkata kepada sang raja,
‘Sesungguhnya usiaku telah tua dan ajalku telah dekat. Karena itu, utuslah kepadaku seorang anak muda agar aku ajari sihir’.
Maka diutuslah seorang pemuda yang kemudian ia ajari sihir. Dan jalan antara raja dengan tukang sihir itu terdapat seorang rahib. Pemuda itu mendatangi sang rahib dan mendengarkan pembicaraannya. Sang pemuda begitu kagum kepada rahib dan pembicaraannya. Begitu ia sampai kepada tukang sihir karena terlambat serta merta ia dipukulnya seraya ditanya,
‘Apa yang menghalangimu?’
Dan bila sampai di rumahnya, keluarganya memukulnya seraya bertanya,
‘Apa yang menghalangimu (sehingga terlambat pulang)?’
Lalu, ia pun mengadukan halnya kepada sang rahib. Rahib berkata,
‘Jika tukang sihir ingin memukulmu katakanlah, aku terlambat karena keluargaku. Dan jika keluargamu hendak memukulmu maka katakanlah, aku terlambat karena (belajar dengan) tukang sihir’.
Suatu kali, ia menyaksikan binatang besar dan menakutkan yang menghalangi jalan manusia, sehingga mereka tidak bisa menyeberang. Maka sang pemuda berkata,
‘Saat ini aku akan mengetahui, apakah perintah ahli sihir lebih dicintai Allah ataukah perintah rahib'.
Setelah itu ia mengambil batu seraya berkata,
‘Ya Allah, jika perintah rahib lebih engkau cintai dan ridhai daripada perintah tukang sihir maka bunuhlah binatang ini, sehingga manusia bisa menyeberang’
Lalu ia melemparnya, dan binatang itu pun terbunuh kemudian ia pergi. Akhirnya, pemuda itu pn beriman kepada Tuhan rahib iaitu Allah.
Selepas itu, pemuda itu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan segala jenis penyakit Dengan Izin Allah. Sehinggalah suatu hari, kehebatannya dan keimanannya diketahui sang raja. Sang raja pun memanggil si pemuda. Sang raja berkata,
‘Wahai anakku, sihirmu telah sampai pada tingkat kamu bisa menyembuhkan orang buta, sopak dan berbagai penyakit lainnya’.
Sang pemuda menangkis,
‘Aku tidak mampu menyembuhkan seorang pun. Yang menyembuhkan hanyalah Allah Azza wa Jalla.'
Raja berkata, ‘Aku?’
‘Tidak!’, kata pemuda.
‘Apakah kamu punya Tuhan selain diriku?’
Ia menjawab, ‘Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah’.
Lalu ia pun terus disiksa sehingga ia menunjukkan kepada rahib. Maka rahib itu pun didatangkan. Sang raja berkata,
‘Kembalilah kepada agamamu semula!’
Ia menolak. Lalu di tengah-tengah kepalanya diletakkan gergaji dan ia dibelah menjadi dua. Kepada sang pemuda juga dikatakan, ‘Kembalilah kepada agamamu semula!’ Ia menolak.
Akhirnya raja mengenakan hukuman kepada pemuda itu.
Hukuman 1.(GAGAL!)=menolak ghulam kedalam gaung atas gunung.Sang pemuda berdo’a,
‘Ya Allah, jagalah diriku dari mereka, sesuai dengan kehendakMu.'
Tiba-tiba gunung itu menggoncang mereka, sehingga semuanya tergelincir. Lalu sang pemuda datang mencari sampai bisa bertemu raja kembali. Raja bertanya,
‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’
Ia menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’.
Hukuman 2.(GAGAL!)=Ghulam dimasukkan kedalam perahu dan dihanyutkan ketgh lautan untuk dilemparkanlah dia ke laut yang luas dan dalam’. Sang pemuda berdo’a,
‘Ya Allah, jagalah aku dari mereka, sesuai dengan kehendak-Mu’.
Akhirnya mereka semua tenggelam dan sang pemuda datang lagi kepada raja.
Raja bertanya, ‘Apa yang terjadi dengan kawan-kawanmu?’
Ia menjawab, ‘Allah menjagaku dari mereka’.
Lalu sang pemuda berkata, ‘Wahai raja, kamu tidak akan bisa membunuhku sehingga engkau melakukan apa yang kuperintahkan. Jika engkau melakukan apa yang aku perintahkan maka engkau akan bisa membunuhku. Jika tidak, engkau tak akan bisa membunuhku’.
‘Perintah apa?’ Sang pemuda menjawab,
Kumpulkanlah orang-orang di satu padang yang luas, lalu saliblah aku di batang pohon. Setelah itu ambillah anak panah dari wadah panahku, lalu ucapkan, ‘Bismillahi rabbil ghulam (dengan nama Allah, Tuhan sang pemuda).
Maka ikutlah raja yg bengong itu akan perintah ghulam(Hukuman 3). Anak panah itu tepat mengenai pelipisnya. Pemuda itu meletakkan tangannya di bagian yang kena panah lalu meninggal dunia.
Selepas melihat peristiwa itu, makin ramai yg beriman dgn tuhan ghulam (Allah).Maka orang-orang berkata, ‘Kami beriman kepada Tuhan sang pemuda. Kami beriman kepada Tuhan sang pemuda.
Lalu dikatakan kepada raja,
‘Tahukah Anda, sesuatu yang selama ini Anda takutkan? Kini sesuatu itu telah tiba, semua orang telah beriman'.
Lalu ia memerintahkan membuat parit-parit di beberapa persimpangan jalan, kemudian dinyalakan api di dalamnya. Dan raja pun bertitah,
‘Siapa yang kembali kepada agamanya semula, maka biarkanlah dia. Jika tidak, maka lemparkanlah dia ke dalamnya’.
Maka orang-orang pun menolaknya sehingga mereka bergantian dilemparkan ke dalamnya. Hingga tibalah giliran seorang wanita bersama bayi yang sedang disusuinya. Sepertinya, ibu itu enggan untuk terjun ke dalam api. Tiba-tiba sang bayi berkata,
‘Bersabarlah wahai ibuku, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran’.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...